Membaca Kartini pada Masa Tidak Berbudaya Membaca

Ilustrasi diambil dari freepik.com. Warisan abadi Kartini, yang layak dimaknai secara mendalam dan dijaga generasi-generasi sesudahnya, sebenarnya adalah budaya membaca dan menulis. Peringatan Hari Kartini tiap 21 April jamak melupakan urusan ini. Kemampuan membaca dan menulis membutuhkan niat kuat, energi tinggi, dan kerja keras. Manusia tidak terlahir dengan kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan ini harus… Lanjutkan membaca Membaca Kartini pada Masa Tidak Berbudaya Membaca

Kerlip Suluh dari Rama Magnis

Ketika bunga api memercik dari kilat, pijarannya menghantam laut. Lalu, api bercampur dengan air, dan campuran api-air ini masuk menyusup ke dalam kulit kerang yang sedang terbuka. Maka, bakal mutiara dalam kulit kerang itu pun berkembang dengan perlahan-lahan menuju ke keindahannya. Mutiara itu kemudian meloloskan dari kulit yang membungkusanya, tanpa merusak atau menghancurkannya. Daging yang… Lanjutkan membaca Kerlip Suluh dari Rama Magnis

Politik Minimal oleh Diri Minimal

Ilustrasi dikutip dari freepik.com. Politik kontemporer—di tingkat nasional maupun lokal, dalam konteks Indonesia—adalah politik yang ”minimal”. Filsuf dan pemikir kebudayaan Yasraf Amir Piliang menyebut demikian dengan meminjam pemikiran Christopher Lasch tentang ”diri minimal”. Saya sepenuhnya sepakat dengan penyebutan dan pemikiran demikian setelah mengamati, membaca, dan menelaah realitas politik yang terjadi akhir-akhir ini, di tingkat nasional… Lanjutkan membaca Politik Minimal oleh Diri Minimal

Politik Miskin Homo Politicus Sejati

Ilustrasi diambil dari freepik.com. Pemilihan Uumum 2024 yang baru saja berlalu—tahapannya belum tuntas, penetapan hasil akan dilaksanakan pada 20 Maret 2024—menunjukkan realitas kita belum berbudaya demokrasi. Salah satu indikator berbudaya demokrasi adalah kaya homo politicus sejati. Pemilu 2024 menunjukkan kini kita defisit, saya sebut miskin ekstrem, homo politicus sejati. Homo politicus sejati adalah politikus penuh gairah,… Lanjutkan membaca Politik Miskin Homo Politicus Sejati

Pesan Generasi Patah Hati, Jangan Biarkan Prabowo Tanpa Kritik

Begitu mengetahui hasil hitung cepat pemilihan presiden dan wakil presiden 2024 saya merasa patah hati kali kedua. Betul-betuk patah hati dua kali. Sakit memang. Sangat menyakitkan. Walakin, ini cuma politik. Pertanyaan dasarnya adalah bukankah kehidupan kita sebagai wong cilik tak akan terpengaruh langsung oleh poltiik itu? Politik hanyalah mainan kaum elite. Merekalah yang keluar banyak… Lanjutkan membaca Pesan Generasi Patah Hati, Jangan Biarkan Prabowo Tanpa Kritik

Kebertahanan Demokrasi Bergantung pada Rakyat

Ilustrasi ini diambil dari freepik.com. Satiris dan jurnalis Kurt Tucholsky pernah menulis ”rakyat umumnya mengerti dengan salah, tetapi umumnya pula mereka merasa dengan benar”. Pada satu kesempatan seminar untuk memperingati ulang tahun Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial atau LP3ES, ilmuwan politik Jeffrey A. Winters menyampaikan bahwa suatu ketika oligarki akan mengalami perpecahan… Lanjutkan membaca Kebertahanan Demokrasi Bergantung pada Rakyat

Kolaborasi Disertasi dan Lukisan Menafsirkan Ratu Adil

Lukisan berjudul “Memenangkan Harapan” karya Budi Ubrux (2023) dengan media cat minyak di kanvas berukuran 200 sentimeter kali 400 sentimeter yang menjadi gambar sampul buku karya Sindhunata berjudul “Ratu Adil: Ramalan Jayabaya dan Sejarah Perlawanan Wong Cilik”. (Katalog pameran “Budi Ubrux: Ratu Adil, Semiotika Tulis dan Rupa“) Kurang lebih 30 tahun lalu G.P. Sindhunata—wartawan senior,… Lanjutkan membaca Kolaborasi Disertasi dan Lukisan Menafsirkan Ratu Adil

Suara Kita Ternyata Tanpa Suara

Ilustrasi diambil dari freepik.com. Saya sampai saat ini masih pesimistis hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akan memperbaiki secara signifikan kualitas demokrasi kita. Gejala demokrasi Indonesia selama lebih dari dua dasawarsa terakhir, sejak arus besar reformasi dan demokratisasi pada 1998, malah menunjukkan kemunduran signifikan. Menurut indeks demokrasi versi Economist Intelligence Unit (EIU), indeks demokrasi Indonesia masih… Lanjutkan membaca Suara Kita Ternyata Tanpa Suara

Keadaban Kita dan Neraka Dante

Ilustrasi dikutip dari freepik.com Kita harus prihatin karena sedang dalam cuaca budaya politik dan sosial yang laksana matahari tertutup gerhana. Memang ada—bahkan banyak—yang tidak merasakan keprihatinan itu dan malah memanfaatkan situasi demi memenuhi ambisi berkuasa, ambisi pribadi, ambisi kelompok. Itu makin menambah kelam cuaca budaya politik dan sosial kita. Wacana dan praksis membangun manusia Indonesia… Lanjutkan membaca Keadaban Kita dan Neraka Dante

Penguasa Demokratis Tiranis: Biarkan Rakyat yang Memilih…

Sebelum dan setelah memandu diskusi peluncuran novel karya seorang perempuan penulis pada Sabtu 2 Desember 2023 malam di Rumah Banjarsari, Jl. Syamsurizal No. 10, Setabelan, Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah saya mengobrolkan materi “berat banget” dengan beberapa orang dari kalangan generasi Y dan generasi Z. Apa lagi yang kami obrolkan kalau bukan situasi politik termutakhir… Lanjutkan membaca Penguasa Demokratis Tiranis: Biarkan Rakyat yang Memilih…