Titik Temu Reuni, Kebebasan Berekspresi, dan Pasar

“Indahnya Berbagi” karya Sapto Sugiyo Utomo. Bermula dari niat untuk terus berkarya, kendati usia semakin lanjut, alumni Jurusan Seni Rupa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Semarang angkatan 1981 membentuk kelompok reuni. Dalam perkembangan berikutnya kelompok reuni ini juga menerima keanggotan di luar kriteria alumni Jurusan Seni Rupa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Semarang… Lanjutkan membaca Titik Temu Reuni, Kebebasan Berekspresi, dan Pasar

Kiran Menjadi Martir untuk Mengungkap Kemunafikan

MVP Pictures telah meluncurkan trailer (https://www.youtube.com/watch?v=kAabS9gFV4g) dan poster film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa yang disutradari Hanung Bramantyo. Film ini diadaptasi dari novel karya Muhidin M. Dahlan berjudul Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur! Film hasil adaptasi ini akan ditayangkan di bioskop mulai 22 Mei 2024. Trailer itu mengisahkan Kiran (diperankan Aghniny Haque) adalah mahasiswi dari keluarga miskin. Dia lahir… Lanjutkan membaca Kiran Menjadi Martir untuk Mengungkap Kemunafikan

Joko Pinurbo Membuat Semua Melasa Gembila dengan Puisi

Ilustrasi foto Joko Pinurbo diambil dari makassarwiters.com. ”Kerja penyair adalah bagian dari jiwa yang bersedia berbagi. Berbagi ketekunan-ketekunan kecil merawat dan mengolah potensi bahasa, dalam hal ini bahasa Indonesia, agar bahasa ini terus mekar menjadi bahasa ekspresi yang lebih kaya dan fleksibel,” ujar Joko Pinurbo. ”Ketekunan-ketekunan kecil yang dijalani penyair itu dipelihara dengan cinta yang… Lanjutkan membaca Joko Pinurbo Membuat Semua Melasa Gembila dengan Puisi

Membaca Kartini pada Masa Tidak Berbudaya Membaca

Ilustrasi diambil dari freepik.com. Warisan abadi Kartini, yang layak dimaknai secara mendalam dan dijaga generasi-generasi sesudahnya, sebenarnya adalah budaya membaca dan menulis. Peringatan Hari Kartini tiap 21 April jamak melupakan urusan ini. Kemampuan membaca dan menulis membutuhkan niat kuat, energi tinggi, dan kerja keras. Manusia tidak terlahir dengan kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan ini harus… Lanjutkan membaca Membaca Kartini pada Masa Tidak Berbudaya Membaca

Wayang Sandosa Mengaktualkan Seni Tradisi

Pergelaran Wayang Sandosa dengan lakon Siluet Bhagawad Gita di Pendhapa Ageng Gendon Humardani Taman Budaya Jawa Tengah di Kota Solo pada Kamis (18/4/2024) malam pekan lalu harus dimaknai sebagai ikhtiar mengaktualkan seni tradisi wayang kulit selaras perkembangan zaman. Wayang Sandosa bukan genre baru karena insiatif menciptakan genre wayang kulit ini kali pertama muncul 43 tahun… Lanjutkan membaca Wayang Sandosa Mengaktualkan Seni Tradisi

Raden Saleh di antara Nasionalisme, Anak Belanda, dan Mooi Indie

Vila atau rumah Raden Saleh di Buitenzorg atau Bogor. (Foto diambil dari cagarbudaya.kemdikbud.go.id) Pelukis Jawa yang dididik di Eropa dan menikmati kehidupan peradaban serta privilese kaum elite Eropa abad ke-19, Raden Saleh, meninggal dunia pada Jumat 23 April 1880 pada pukul 13.00 WIB.  Ia meninggal di rumahnya, istana atau vila mewah pada zaman itu, yang… Lanjutkan membaca Raden Saleh di antara Nasionalisme, Anak Belanda, dan Mooi Indie

Mecaki Lurung Jaman Bareng Poerwadhie Atmodihardjo

Karya sastra bisa dadi gegambaran jaman. Ya, jaman nalika karya sastra kuwi dianggit. Kanthi mangkono karya sastra bisa dadi sarana mecaki lurung jaman. Lire, kanthi maca lan merdeni karta sastra—ing wujud apa wae—ateges uga merdeni jaman nalika karya sastra kuwi dianggit. Durung suwe iki, purnakarya utawa pensiunan panaliti utama bidhang sastra ing Balai Bahasa Yogyakarta,… Lanjutkan membaca Mecaki Lurung Jaman Bareng Poerwadhie Atmodihardjo

Kerlip Suluh dari Rama Magnis

Ketika bunga api memercik dari kilat, pijarannya menghantam laut. Lalu, api bercampur dengan air, dan campuran api-air ini masuk menyusup ke dalam kulit kerang yang sedang terbuka. Maka, bakal mutiara dalam kulit kerang itu pun berkembang dengan perlahan-lahan menuju ke keindahannya. Mutiara itu kemudian meloloskan dari kulit yang membungkusanya, tanpa merusak atau menghancurkannya. Daging yang… Lanjutkan membaca Kerlip Suluh dari Rama Magnis

Politik Minimal oleh Diri Minimal

Ilustrasi dikutip dari freepik.com. Politik kontemporer—di tingkat nasional maupun lokal, dalam konteks Indonesia—adalah politik yang ”minimal”. Filsuf dan pemikir kebudayaan Yasraf Amir Piliang menyebut demikian dengan meminjam pemikiran Christopher Lasch tentang ”diri minimal”. Saya sepenuhnya sepakat dengan penyebutan dan pemikiran demikian setelah mengamati, membaca, dan menelaah realitas politik yang terjadi akhir-akhir ini, di tingkat nasional… Lanjutkan membaca Politik Minimal oleh Diri Minimal

Mencintai Negeri Bersama Kaum Munafik

Ilustrasi dikutip dari freepik.com. Pada 1977, jurnalis, sastrawan, dan budayawan Mochtar Lubis menyampaikan pidato yang kontroversial. Ia mengemukakan enam sifat manusia Indonesia. Di antara enam sifat itu hanya satu yang positif, yaitu manusia Indonesia itu berjiwa artistik. Dengan kepercayaan atau keyakinan kedekatan dengan alam, manusia Indonesia melahirkan karya seni yang bernilai tinggi. Sedangkan lima sifat… Lanjutkan membaca Mencintai Negeri Bersama Kaum Munafik

Di Persimpangan Kebudayaan dan Teknologi, Menggugat Media Sosial

Ilustrasi dikutip dari freepik.com. Dewan sekolah di empat distrik di Ontario, Kanada, menggugat perusahaan induk Tiktok (Bytedance), Instagram (Meta), Facebook (Mate), dan Snapchat (Snap). Gugatan diajukan dengan alasan utama platform digital global tersebut membahayakan para pelajar. Tiga perusahaan induk empat platform digital global itu harus membayar ganti rugi US$2,96 miliar. Para penggugat yang berbasis di… Lanjutkan membaca Di Persimpangan Kebudayaan dan Teknologi, Menggugat Media Sosial

Tiga “Dewa” dan Tiga ”Guru” dalam Satu Buku

Ini buku yang mengisahkan tiga “dewa”. Kisah tiga dewa dalam satu jalinan perpektif. Sekaligus kisah tentang tiga guru. Mereka bertiga adalah Ciputra, Eric Samola, dan Dahlan Iskan. Penulis buku ini adalah Dahlan Iskan. Dia menceritakan kepribadian Eric Samola sebagai salah seorang gurunya. Tentu saja guru dalam industri pers. Eric itulah yang menemukan Dahlan Iskan. Dia… Lanjutkan membaca Tiga “Dewa” dan Tiga ”Guru” dalam Satu Buku

Raden Panji Asmarabangun Lebih Sakti daripada Son Goku

Ilustrasi cerita panji. Foto dikutip dari laman https://kwriu.kemdikbud.go.id. Ketika maskot Olimpiade Tokyo dan Paralympic 2020, Miraitowa dan Someity, dipublikasikan yang muncul di benak saya secara spontan kala itu adalah manga dan anime Dragom Ball. Sosok keduanya sangat mirip dengan Son Goku, tokoh utama manga dan anime Dragon Ball. Saya mengenal anime Dragon Ball pada 1996 lewat… Lanjutkan membaca Raden Panji Asmarabangun Lebih Sakti daripada Son Goku

Politik Miskin Homo Politicus Sejati

Ilustrasi diambil dari freepik.com. Pemilihan Uumum 2024 yang baru saja berlalu—tahapannya belum tuntas, penetapan hasil akan dilaksanakan pada 20 Maret 2024—menunjukkan realitas kita belum berbudaya demokrasi. Salah satu indikator berbudaya demokrasi adalah kaya homo politicus sejati. Pemilu 2024 menunjukkan kini kita defisit, saya sebut miskin ekstrem, homo politicus sejati. Homo politicus sejati adalah politikus penuh gairah,… Lanjutkan membaca Politik Miskin Homo Politicus Sejati

Kisah Semesta Budaya Jawa di Rujak Cingur Lik Har

Ilustrasi diambil dari tangkapan layar video di Youtube. Pusat cerita sederhana. Perebutan resep rujak cingur. Perebutan itu antara Lik Har (diperankan seniman ludruk Cak Silo) dan Cak Nano (diperankan oleh Cak Ukil). Cak Nano sesungguhnya keponakan Lik Har. Dia anak kakak perempuan Lik Har. Di Kampung Peneleh, Kota Surabaya, Jawa Timur, Lik Har mengelola warung… Lanjutkan membaca Kisah Semesta Budaya Jawa di Rujak Cingur Lik Har

Pesan Generasi Patah Hati, Jangan Biarkan Prabowo Tanpa Kritik

Begitu mengetahui hasil hitung cepat pemilihan presiden dan wakil presiden 2024 saya merasa patah hati kali kedua. Betul-betuk patah hati dua kali. Sakit memang. Sangat menyakitkan. Walakin, ini cuma politik. Pertanyaan dasarnya adalah bukankah kehidupan kita sebagai wong cilik tak akan terpengaruh langsung oleh poltiik itu? Politik hanyalah mainan kaum elite. Merekalah yang keluar banyak… Lanjutkan membaca Pesan Generasi Patah Hati, Jangan Biarkan Prabowo Tanpa Kritik

Kebertahanan Demokrasi Bergantung pada Rakyat

Ilustrasi ini diambil dari freepik.com. Satiris dan jurnalis Kurt Tucholsky pernah menulis ”rakyat umumnya mengerti dengan salah, tetapi umumnya pula mereka merasa dengan benar”. Pada satu kesempatan seminar untuk memperingati ulang tahun Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial atau LP3ES, ilmuwan politik Jeffrey A. Winters menyampaikan bahwa suatu ketika oligarki akan mengalami perpecahan… Lanjutkan membaca Kebertahanan Demokrasi Bergantung pada Rakyat

Budi Ubrux dan Interpretasi Ayam Jago Simbol Harapan Masa Depan Gemilang

Mempertaruhkan Harapan karya Budi Ubrux (2023) dengan media tinta pada kertas ukuran 42 cm kali 29,7 cm. (Sumber: katalog pameran Budi Ubrux: Ratu Adil, Semiotika Tulisan dan Rupa) ”Sebenarnya, nganu, aku melukis tema ayam karena aku kelingan simbokku,” kata perupa Budi Ubrux yang bernama asli Budi Haryono seperti dikisahkan sastrawan Agus Noor dalam katalog pameran… Lanjutkan membaca Budi Ubrux dan Interpretasi Ayam Jago Simbol Harapan Masa Depan Gemilang

Oncek-oncek Realitas Aktual dan Faktual ala Warga Desa Waringan

Realitas bertumpuk-tumpuk dan silih berganti. Tata artistik panggung dominan hitam. Tanpa musik pengiring. Lima aktor dan aktris—empat perempuan dan seorang lelaki—spartan menjalani peran masing-masing. Lima aktor itu mengenakan pakaian adat Jawa: surjan, kebaya, dan batik. Pergantian adegan hanya ditandai pergantian tema perbincangan. Lima aktor dan atris tanpa henti bergerak, berdialog, berolah tubuh, dan berolah vokal… Lanjutkan membaca Oncek-oncek Realitas Aktual dan Faktual ala Warga Desa Waringan

Penyair, Guru Besar, Filsuf yang Selalu Gelisah Memikirkan Kebudayaan Negerinya

Abdul Hadi Wiji Muthari yang lebih dikenal dengan nama Abdul Hadi W.M. (Foto: Facebook Abdul Hadi WM) Kepergian sastrawan yang juga guru besar bidang filsafat dan agama Universitas Paramadina, Jakarta, Abdul Hadi Wiji Muthari alias Abdul Hadi W.M., pada Jumat (19/1/2024) pukul 03.36 WIB di RSPAD Gatot Subroto, meninggalkan kehendak kuat membangun kebudayaan Indonesia sesuai… Lanjutkan membaca Penyair, Guru Besar, Filsuf yang Selalu Gelisah Memikirkan Kebudayaan Negerinya

Festival Bertahan karena Partisipasi Warga

Salah satu penampilan dalam Ngayogjazz 2023. Foto dikutip dari laman visitingjogja.jogjaprov.go.id. Banyak festival seni dan budaya berbasis partisipasi warga bertahan lama. Sebagian festival warga memang berasal dari inisiatif warga, sebagian lain berawal inisiatif sejumlah tokoh seni dan budaya yang kemudian melibatkan warga. Semua bertahan karena mengakar. Inovasi dalam tiap penyelenggaraan didukung partisipasi warga. Di antara… Lanjutkan membaca Festival Bertahan karena Partisipasi Warga

Kolaborasi Disertasi dan Lukisan Menafsirkan Ratu Adil

Lukisan berjudul “Memenangkan Harapan” karya Budi Ubrux (2023) dengan media cat minyak di kanvas berukuran 200 sentimeter kali 400 sentimeter yang menjadi gambar sampul buku karya Sindhunata berjudul “Ratu Adil: Ramalan Jayabaya dan Sejarah Perlawanan Wong Cilik”. (Katalog pameran “Budi Ubrux: Ratu Adil, Semiotika Tulis dan Rupa“) Kurang lebih 30 tahun lalu G.P. Sindhunata—wartawan senior,… Lanjutkan membaca Kolaborasi Disertasi dan Lukisan Menafsirkan Ratu Adil

Suara Kita Ternyata Tanpa Suara

Ilustrasi diambil dari freepik.com. Saya sampai saat ini masih pesimistis hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akan memperbaiki secara signifikan kualitas demokrasi kita. Gejala demokrasi Indonesia selama lebih dari dua dasawarsa terakhir, sejak arus besar reformasi dan demokratisasi pada 1998, malah menunjukkan kemunduran signifikan. Menurut indeks demokrasi versi Economist Intelligence Unit (EIU), indeks demokrasi Indonesia masih… Lanjutkan membaca Suara Kita Ternyata Tanpa Suara

Tidak Ada Pensiun bagi Maestro, Ilmu Mengalir Sampai Jauh

Empat empu seni tari (dari kini ke kanan) Daryono Darmorejono, Rusini, Wahyu Santosa Prabowo, dan Silvester Pamardi tampil bersama di Pendopo Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah di Kota Solo pada Kamis 28 Desember 2023 malam. Foto adalah tangkapan layar kanal Youtube Taman Budaya Jawa Tengah. Seorang maestro seni, seorang guru seni, seorang empu seni… Lanjutkan membaca Tidak Ada Pensiun bagi Maestro, Ilmu Mengalir Sampai Jauh

Keadaban Kita dan Neraka Dante

Ilustrasi dikutip dari freepik.com Kita harus prihatin karena sedang dalam cuaca budaya politik dan sosial yang laksana matahari tertutup gerhana. Memang ada—bahkan banyak—yang tidak merasakan keprihatinan itu dan malah memanfaatkan situasi demi memenuhi ambisi berkuasa, ambisi pribadi, ambisi kelompok. Itu makin menambah kelam cuaca budaya politik dan sosial kita. Wacana dan praksis membangun manusia Indonesia… Lanjutkan membaca Keadaban Kita dan Neraka Dante

Sepultura Siapkan Konser Pamitan setelah Empat Dekade Berkarya

Perseonel Sepultura termutakhir (dari kini ke kanan) Derrick Green (vokal), Paulo Xisto Pinto Jr. (bass), Andreas Kisser (gitar), dan Eloy Casagrande (drum). (Foto dikutip dari maternaldisaster.com) Supergrup heavy metal asal Brasil, Sepultura, bersiap mengucapkan selamat tinggal kepada dunia musik cadas setelah berkarier selama 40 tahun. Pada Maret 2024, band ini akan memulai tur besar-besaran sebagai… Lanjutkan membaca Sepultura Siapkan Konser Pamitan setelah Empat Dekade Berkarya

Gerak Tubuh Serbalambat Mengungkap Realitas Tersembunyi

Art Naming menampilkan komposisi Butoh bertajuk Dripping Rock (foto: Dokumentasi Studio Plesungan) Seorang lelaki muncul dari pintu timur laut Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah di Kota Solo pada Sabtu 17 Desember 2023 malam. Dia berjalan menuju tumpukan dua bongkah batu yang disiapkan beberapa saat sebelumnya. Di latar belakang, video di layar besar menyajikan aliran… Lanjutkan membaca Gerak Tubuh Serbalambat Mengungkap Realitas Tersembunyi

Dewan Kesenian Butuh Reposisi dan Transformasi

Dewan Kesenian yang kini ada di hampir setiap kabupaten/kota dan provinsi kali pertama muncul atas inisiatif sekelompok seniman yang mendirikan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada 1968. Lembaga ini dikelola sejumlah seniman dari berbagai disiplin kesenian. Mereka membentuk sejumlah komite (teater, sastra, seni rupa, tari, musik, film) sebagai wujud pembagian wilayah kerja kesenian yang bersifat profesional… Lanjutkan membaca Dewan Kesenian Butuh Reposisi dan Transformasi

Berkomunitas, Menulis, Berekspresi

Sehari-hari Puput Sekar Kustanti adalah seorang ibu yang mengasuh dua orang anak yang salah seorang masih berusia di bawah lima tahun. Ia alumnus Pendidikan Geografi Universitas Negeri Jakarta. Pernah menjadi guru kemudian meninggalkan pekerjaan itu setelah menikah. Kini ia bersama suami dan dua anaknya tinggal di kawasan Kelurahan Maguwoharjo, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah… Lanjutkan membaca Berkomunitas, Menulis, Berekspresi

Penguasa Demokratis Tiranis: Biarkan Rakyat yang Memilih…

Sebelum dan setelah memandu diskusi peluncuran novel karya seorang perempuan penulis pada Sabtu 2 Desember 2023 malam di Rumah Banjarsari, Jl. Syamsurizal No. 10, Setabelan, Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah saya mengobrolkan materi “berat banget” dengan beberapa orang dari kalangan generasi Y dan generasi Z. Apa lagi yang kami obrolkan kalau bukan situasi politik termutakhir… Lanjutkan membaca Penguasa Demokratis Tiranis: Biarkan Rakyat yang Memilih…

Tiga Tokoh Besar Abad Ke-19 “Bertemu” dalam Siniar

Pemain film Simpang Masa, dari kanan ke kiri, Sosiawan Leak, Yustinus Popo, dan Turah Hananto. (Foto: Resha Ron Sae) K.G.P.A.A. Mangkunagoro IV, Raden Saleh, dan R. Ng. Ranggawarsita secara historis tidak pernah bertemu lalu berdiskusi dan mengobrol. Mereka dikenal sebagai tokoh besar berbasis peradaban Jawa era abad ke-19 dalam bidang yang ditekuni masing-masing. Proses kreatif… Lanjutkan membaca Tiga Tokoh Besar Abad Ke-19 “Bertemu” dalam Siniar

Bancakan Rupa Memuliakan Peradaban Garam di Rembang

Foto: Ragil Kuswanto Ketika seseorang berjalan atau berkendaraan di poros horizontal dari ibu kota Kabupaten Rembang menuju Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah atau sebaliknya tampak tambak-tambak garam. Terpaan visual ini tak bisa dihindari oleh siapa saja yang melintas. Andaikan seseorang mampu meluncur tegak lurus dengan langit, setidak-tidaknya melambungkan imajinasi secara vertikal, terlihat tambak-tambak… Lanjutkan membaca Bancakan Rupa Memuliakan Peradaban Garam di Rembang

Memaknai Ganesa dan Seni Tari Lewat Pemikiran Edi Sedyawati

Prof. Dr. Edi Sedyawati (tengah) dalam sebuah diskusi pada April 2015. (Foto diambil dari kebudayaan.kemdikbud.go.id) Membaca ulang pemikiran arkeolog dan seniman Edi Sedyawati (1938-2022) menjadi tema utama penyelenggaraan 12th Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) pada 23-27 November 2023 bertempat di Universitas Negeri Malang, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. BWCF 2023 ini bertema Membaca Ulang… Lanjutkan membaca Memaknai Ganesa dan Seni Tari Lewat Pemikiran Edi Sedyawati

Seiring Sejalan Menghancurkan Demokrasi Indonesia

Ilustrasi adalah karya Johnhain/Pixabay/Public Domain Despotisme baru seiring sejalan, berkawan karib, dengan populisme. Dalam konteks Indonesia, keduanya mendapat ruang leluasa. Keleluasaan itu disebabkan mayoritas warga negeri ini yang pelupa. Selain pelupa juga mudah dimanipulasi. Kalangan yang sadar, paham, dan waspada tentu ada. Ini kalangan terpelajar, berpendidikan tinggi, (sebagian) akademikus, golongan simpul-simpul organisasi masyarakat sipil. Sayang,… Lanjutkan membaca Seiring Sejalan Menghancurkan Demokrasi Indonesia

Salut untuk Para Raksasa Musik Rock Indonesia

God Bless bersama para bintang tamu pada bagian akhir konser Indofood Presents God Bless Konser Emas 50 Tahun with Tohpati Orchestra pada Jumat (10/11/2023) malam di Istora Senayan Jakarta. (Foto diambil dari akun Facebook God Bless) ”Ini konser paling serius dan paling repot [merepotkan yang pernah diselenggarakan God Bless],” kata vokalis God Bless Achmad Albar… Lanjutkan membaca Salut untuk Para Raksasa Musik Rock Indonesia

Giling Wesi, Watugunung, dan Hasrat Berkuasa Tanpa Batas

Prabu Watugunung yang berkuasa di Kerajaan Giling Wesi punya kekuasaan dan kesaktian luar biasa. Ia mendapatkan itu dengan tekad besar menuntut ilmu jaya kawijayan, bertapa tanpa henti. Sanghyang Jagatnata mengabulkan tujuan dia bertapa, menganugerahkan kesaktian yang tak terkalahkan. Prabu Watugunung menjadi takabur dan lupa diri. Menjadi sombong dan melawan siapa saja yang berani menentang keinginnannya.… Lanjutkan membaca Giling Wesi, Watugunung, dan Hasrat Berkuasa Tanpa Batas

Menormalisasi Despotisme Baru

Ilustrasi diambil dari freepik.com Ketika segala cara dilakukan penguasa untuk mengukuhkan kekuasaan dan menghimpun semua sumber daya dengan tetap berupaya menjaga dukungan publik dan menjaga institusi-institusi demokrasi, itu adalah despotisme baru. Praksis demikian adalah bagian dari gejala kemunduran demokrasi yang mengemuka pada era kiwari, terutama di Indonesia. Rekayasa demikian tampak dengan akuntabel dan transparan dalam… Lanjutkan membaca Menormalisasi Despotisme Baru

Realisme Unyeng-unyeng Proletariat ala Teater Lungid

Realis. Kehidupan kaum proletariat—kelas sosial paling rendah. Tradisional. Tiga ciri utama Teater Lungid ini kuat terpancar dalam pentas dengan lakon Unyeng-unyeng di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah di Kota Solo pada Senin (16/10/2023) malam. Unyeng-unyeng berasal dari bahasa Jawa yang bermakna pusaran rambut di kepala. Padanan kata dalam bahasa Inggris adalah crowns, swirls, atau trichoglyphs. Dalam konteks… Lanjutkan membaca Realisme Unyeng-unyeng Proletariat ala Teater Lungid

Kuasa Politik Berlogika Waktu Pendek

Putusan Mahkamah Konstitusi yang tidak konsisten dan berlogika—menurut saya—tidak lurus ihwal uji materi Undang-undang tentang Pemilihan Umum yang mengatur batas minimal umur calon presiden dan calon wakil presiden adalah wujud kuasa politik yang berlogika waktu pendek. Pemilihan umum atau pemilu yang tidak bersifat personal—tidak berfokus pada figur saja—sesungguhnyalah yang terbaik bagi negeri ini. Pemilu dengan… Lanjutkan membaca Kuasa Politik Berlogika Waktu Pendek

Manifestasi Seni di Desa sebagai Ruang Sosial

Menggunakan bahasa Jawa untuk menandai peristiwa seni transnasional menjadi strategi mendekat pada entitas yang menjadi subjek dalam peristiwa tersebut. Biennale Jogja 17 mengusung tema Titen: Pengetahuan Menubuh, Pijakan Berubah. Bienial atau pameran seni dua tahunan yang menjadi agenda rutin di Kota Jogja kali ini diselenggarakan pada 6 Oktober 2023 hingga 25 November 2023 di sejumlah… Lanjutkan membaca Manifestasi Seni di Desa sebagai Ruang Sosial

Nobel Sastra untuk Jon Fosse, Menyuarakan yang Tak Dapat Diungkapkan

Sastrawan kelahiran Swedia pada 1959, Jon Fosse, mengekspresikan emosi manusia yang paling kuat, yaitu kecemasan  dan ketidakberdayaan, dalam istilah  sehari-hari yang paling sederhana. Ia punya kemampuan membangkitkan hilangnya orientasi manusia dan bagaimana hal ini secara paradoks dapat memberikan akses ke pengalaman yang lebih dalam yang dekat dengan keilahian. Dia dianggap sebagai inovator utama dalam teater kontemporer.… Lanjutkan membaca Nobel Sastra untuk Jon Fosse, Menyuarakan yang Tak Dapat Diungkapkan

Menggugat Pakaian Seragam di Panggung Teater

”Kamu mau jadi apa kelak?” ”Apa yang akan kamu lakukan kelak?” Pertanyaan itu dikemukan berulang kali oleh tiga perempuan, Nungky Nur Cahyani, Hana Yulianti, dan Ke Kais, dalam salah satu bagian presentasi lakon Dress Code yang diproduksi Teater Bertumbuh pada Sabtu, 30 September 2023, malam di Rumah Banjarsari, Jl. Syamsurizal Nomor 10, Setabelan, Banjarsari, Kota… Lanjutkan membaca Menggugat Pakaian Seragam di Panggung Teater

Membaca Masa Depan dari Kekunoan Belantara Lawasan

Siapa mau membaca masa depan, dia harus membalik-balik masa lalu. Kutipan André Malraux itu menggambarkan kredo—atau setidaknya semangat—yang hendak dikemukakan dalam pameran barang lawas di Bentara Budaya Yogyakarta pada 26 September 2023 hingga 6 Oktober 2023. Itu adalah pameran tunggal karya dan koleksi kurator Bentara Budaya Yogyakarta, Hermanu, untuk memeriahkan ulang tahun ke-41 lembaga kebudayaan… Lanjutkan membaca Membaca Masa Depan dari Kekunoan Belantara Lawasan

Tata Cahaya sebagai Ekspresi Perputaran Waktu dalam Seni Pertunjukan

Sonny Sumarsono (kiri) dan Yanusa Nugroho (kanan) dalam Forum Jagongan bertema Mengamati Putaran Waktu: Metode Dasar Konsep Tata Cahaya dalam Seni Pertunjukan di Rumah Banjarsari, Jl. Syamsurizal Nomor 10, Setabelan, Banjarsari, Kota Solo pada Sabtu (23/9/2023) malam. Unsur penting dalam seni pertunjukan. Sering dianggap hanya pelengkap. Butuh keahlian teknik, teknologi, sekaligus seni untuk mengelola. Itu… Lanjutkan membaca Tata Cahaya sebagai Ekspresi Perputaran Waktu dalam Seni Pertunjukan

Menafsir Rasa dan Rasio Perupa Guru Besar dalam Perpaduan Warna

Seorang guru besar yang sehari-hari intensif berkecimpung di medan konseptual akademik yang ketat, namun sempat dan bisa menyisihkan waktu demi melahirkan karya seni yang serius adalah istimewa. Dalam kredo demikian, menyisihkan waktu atau mengalokasikan waktu tentu bukan hanya bermakna harfiah, melainkan lebih pada pergeseran fokus dan hemisfer ulang-alik antara otak kiri dan otak kanan. Tentu… Lanjutkan membaca Menafsir Rasa dan Rasio Perupa Guru Besar dalam Perpaduan Warna

Memahami Status Bumi Terkini

Pada era 1980-an hingga 1990-an isu tentang lubang ozon menjadi pembicaraan sehari-hari. Televisi, radio, dan koran masa itu intensif memberitakan hal ihwal kerusakan lapisan ozon. Intensitas pembicaraan tentang kerusakan ozon yang mengancam kehidupan di Planet Bumi kala itu seintensif pembicaraan tentang global warming atau pemanasan global hari-hari ini. Wacana kerusakan lapisan ozon menjadi pembicaraan di… Lanjutkan membaca Memahami Status Bumi Terkini

Dua Perupa Bersahabat yang Terkenang, Dikenang, dan Menjadi Kenangan

Lukisan karya Sunarto berjudul “Rupa Tanda: Bahtera II” di kanvas berukuran 115 cm x 120 cm menggunakan cat minyak. Lukisan ini dibuat pada 2004. Persahabatan dua perupa sekaligus akademikus senior bidang seni rupa di Kota Solo, Arfial Arsad Hakim dan Sunarto, tak pupus meski Sunarto telah berpulang pada 2010. Dua perupa bersahabat, sama-sama alumnus Intitut… Lanjutkan membaca Dua Perupa Bersahabat yang Terkenang, Dikenang, dan Menjadi Kenangan

Beragama yang Baik adalah Tidak Membicarakan Agama

Patung Bung Karno membawa buku di Omah Petroek. Baru kali ini saya datang dan beracara di Omah Petroek. Ikut Sekolah Basis 3# pada Jumat hingga Minggu (25-27 Agustus 2023). Lokasinya di Dukuh Wonorejo, Kelurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ini sungguh tak jauh—malah sangat dekat—dengan rumah ibu dan bapak saya. Dari… Lanjutkan membaca Beragama yang Baik adalah Tidak Membicarakan Agama

Bangsa Miskin Imajinasi

Kepergian selamanya Nirwan Ahmad Arsuka pada 6 Agustus 2023 menjadi pengingat tentang kerja keras membangun budaya membaca yang masih panjang dan makin berat. Ia mewariskan semangat literasi kepada ribuan simpul gerakan akar rumput Pustaka Bergerak Indonesia. Gerakan ini tersebar hingga daerah-daerah pelosok di Indonesia. Pemikir seni dan kebudayaan—berlatar pendidikan formal Teknik Nuklir Universitas Gadjah Mada—dan… Lanjutkan membaca Bangsa Miskin Imajinasi

Di Sana Bongbong di Sini Prabowo, “Filipinaisasi” Indonesia

Ilustrasi diambil dari freepik.com Bongbong yang bernama asli Ferdinand Marcos Jr. berhasil membalik kekuasaan dan tatanan politik Filipina pada Mei 2022. Dia adalah anak diktator Filipina, Ferdinand Marcos, yang berkuasa pada 30 Desember 1965—25 Februari 1986. Ferdinand Marcos turun dari kursi kepresidenan karena desakan massa rakyat lewat people power. Bongbong sukses mengembalikan dinasti Marcos di… Lanjutkan membaca Di Sana Bongbong di Sini Prabowo, “Filipinaisasi” Indonesia